Header Ads

Pergi Ke Jakarta Untuk Mencoba Kereta ARS Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Hai sobat...
Apa kalian sudah mencoba moda transportasi kereta untuk menuju ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta?
Kali ini saya akan menuju ke Jakarta dari Surabaya menggunakan pesawat Citilink QG-713 dengan jam penerbangan pukul 09:45 WIB (31/12/2017). Saya kira penerbangan di malam tahun baru akan sepi, namun ternyata tidak. Sekitar pukul 7:30 antrian di kaunter check in sudah sangat panjang hingga hampir menutup jalan pintu masuk. Oke, penerbangan tidak delay dan berjalan aman tekendali. 

Setiba di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta saya sempatkan dulu membaca WA, hehe
Wah ternyata kebetulan hari ini ada salah satu teman saya yang juga akan mencoba kereta bandara ARS. Akhirnya saya janjian dengan teman saya untuk bertemu di Stasiun Bandara Interchange.

Perjalanan dari Terminal 1 ke stasiun saya tempuh menggunakan skytain APMS. Awalnya saya kira stasiun kereta bandara ini sudah menjadi satu bangunan dengan peron skytrain seperti layaknya peron LRT di Stasiun KL Sentral, ternyata tidak. Stasiun kereta bandara dan peron skytrain berada di bangunan yang berbeda. Jarak menuju ke stasiun Bandara dari peron skytrain tidak terlalu jauh, hanya saja jalannya agak berkelok-kelok ditutupi tembok seng karena masih ada proses kontruksi. 


Kini saya pun sudah ada di depan pintu masuk stasiun. Pertama masuk kita akan disuguhkan dengan 2 layar tv yang menunjukkan jadwal kereta bandara dan jadwal penerbangan. Jika terus berjalan lurus akan didapati area melingkar yang berfungsi sebagai kaunter informasi Railink. Melihat kesekeliling, bangunan stasiun ini nampak megah, penerangan alami di stasiun sangat baik dengan masuknya cahaya matahari melalui jendela-jendela kaca dan atap transparan. Perputaran udara didalam stasiun pun juga cukup baik. Perjalanan saya lanjutkan menuju ke ruang tunggu untuk bertemu dengan saya.


Bersama kedua teman saya pun melanjutkan explorasi bangunan stasiun dua lantai ini. Di lantai pertama berbagai fasilitas bisa memanjakan para pengguna jasa bandara. Mulai dari dua ruang tunggu yang berada di sisi kanan dan kiri stasiun yang dilengkapi dengan sofa, televisi, peralatan untuk men-charge handphone dan free wifi. Kemudian di samping ruang tunggu terdapat 4 ticket vending machine dan minimarket. Di lantai kedua terdapat  toilet, mushola dan kantor Railink. Kondisi di lantai 2 sangat sepi tidak ada aktifitas.

Dibalik kemegahannya, ada sebagiam design interior stasiun yang masih mengganjal dan kurang sreg dibenak saya. Yang pertama yaitu posisi dua eskalator yang berada di sisi barat sebelah lift. Posisi eskalator ini sungguh buruk karena akses nya yang begitu sempit mentok dengan tembok. Dan kenapa harus ada eskalator ditempat sesempit itu? Bukankah di bagian tengah stasiun sudah ada eskalator?


Yang kedua posisi gate untuk masuk peron dan luas peron. Posisi gate yang diapit oleh dua tembok lift ini kurang ideal dan membuat stuck arus keluar dan masuk penumpang. Jadi disini penumpang yang ingin naik kereta wajib dan harus menunggu penumpang yang keluar dari dalam peron/gate terlebih dahulu. Dalam kondisi ini petugas sudah siap untuk mengatur arus keluar dan masuk penumpang.

Waktu sudah menunjukan pukul 16:50 yang artinya 10 menit lagi kereta yang akan kami naiki segera tiba. Namun kondisi hujan lebat disertai angin tadi siang membuat petaka baru bagi kereta Bandara ini. Naas kereta yang kami naiki mengalami keterlambatan hampir 1 jam lamanya dikarenakan pohon tumbang telah menghalangi jalur kereta di Dukuh Atas. Karena kejadiaan ini kami diberikan pilihan oleh petugas Railink mau refund tetap menunggu. Ya jelas saya pilih menunggu, saya udah rela ke Jakarta demi mencoba kereta bandara ini, hehe

1 jam menunggu akhirnya ada kereta yang datang. Gate langsung disebu oleh seluruh penumpang dari dua jadwal yang tertunda sebelumnya. Jadi penumpang pada jadwal saat ini yang seharusnya mendapatkan jatah tempat duduk harus terpaksa untuk berebutan, sehingga akan ada penumpang yang berdiri. Melihat kondisi dalam kereta yang sudah penuh sesak seperti Commuter Line membuat kami pun dengan legowo untuk menunggu kedatangan kereta berikutnya. Kami pun menunggu di peron malas untuk balik lagi kedepan gate untuk mengantri, toh kalaupun menunggu di peron kami bisa langsung masuk ke kereta dan memilih tempat duduk tanpa harus antri lagi, hehe. Lumayan disini juga bisa selfi-selfi dan mengambil beberapa foto.


Tak selang berapa lama kereta berikutnya tiba. Setelah semua penumpang keluar saya langsung berjalan cepat untuk memilih tempat duduk yang posisinya enak. 5 menit sampai 10 menit kondisi kereta masih sepi sampai akhirnya kereta berangkat jalan pun sepi. Kami rasa semua penumpang yang terkena imbas keterlambatan tadi sudah menaiki kereta yang sebelumnya karena malas menunggu kereta yang berikutnya. Bagus deh, dengan kondisi kereta yang sepi kami bisa bebas untuk foto-foto lagi, hehe.


Pencahayaan di kereta cukup terang, AC terlalu berisik, jarak antar kursi luas sehingga dengkul tidak mepet, dan pada kursi terdapat port USB untuk men-charge handphone. Khusus untuk letak toilet hanya ada di rangkaian kereta paling depan dan belakang. Tiap kereta dilengkapi dengan rak besi untuk menaruh koper. Pada sisi kiri pintu terdapat sebuah keranjang sampah tersembunyi. Secara keseluruhan interior kereta listrik (KRL) buatan INKA ini cukup baik. Namun untuk guncangan dan kekedapan kondisinya masih sama seperti KRL KFW.

Tidak terasa setelah berhenti di stasiun Batu Ceper kini kereta pun sudah tiba di stasiun Duri. Disini kereta berhenti lumayan lama untuk berbalik arah ke Tanah Abang, waktu berhenti kira-kira memakan waktu 10 menit lamanya.


Pukul 19:23 kereta yang kami naiki telah tiba di stasiun Sudirman Baru (BNI City). Jalan keluar diarahkan naik ke atas melalui eskalator yang berada disisi barat peron. Setibanya dilantai atas tenyata seluruh penumpang membudak digate karena terdapat kesalahan pada sistem gate yang disebabkan oleh terlambatnya jadwal kereta. Mengingat ini malam tahun baru dan susah mendapatkan kendaraan seperti ojek online, maka saya putuskan langsung untuk menuju rumah tanpa sempat berlama-lama berkeliling stasiun ini. Untuk perjalanan panjang juga saya rangkum dalam video.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.